Breaking News
Loading...

Keluarga Pelindung Kehidupan

14/3-2016: EDI SUDARMANTO BIN PAWIRO SONTO (1) - LAMPUNG, 30/3-2016: AHMAD RIYANTO BIN JUMARI (1) - LAMPUNG, 9/5-2016: AGUSLIM BIN ABUSANI (1) - BEKASI, 9/5-2016: BAHTIAR BIN TARABEN (1) - BEKASI, 9/5-2016: ZULKIFLI BIN BAKHTIAR (2) - BEKASI, 9/5-2016: SALDI YUNOF BIN UYUN SUTAN BATUAH (2) - BEKASI, 11/6-2016: YATRISNAH BINTI ZAIRIN (2) - BANDUNG
Sunday, May 16, 2010

Kriteria Memilih Pemimpin

7:37:00 AM
Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih pemimpin, jangan asal pilih.
Namun memilih pemimpin, baik pemimpin negara, baik itu presiden, gubernur, bupati/walikota, Kades sampai ketua RT dan RW, semua itu adalah pemimpin bagi setiap warganya. Seorang pemimpin merupakan faktor penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di saat suatu daerah atau kota dipimpin oleh pemimpin yang bersahaja, jujur, cerdas dan amanah, maka insya Allah rakyatnya akan aman, makmur dan sejahtera. Namun jika sebaliknya, daerah/kota itu dipimpin oleh pemimpin yang korup, tidak jujur, zalim terhadap rakyatnya, niscaya rakyat akan sengsara. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam memilih pemimpin itu, perlu bagi kita menyiapkan langkah yang baik dalam menentukan pilihan, kita mesti memiliki tips akurat memilih pemimpin yang tepat. Agar pemimpin yang kita pilih benar-benar mampu mengayomi rakyatnya.
Dalam menilai seorang pemimpin kriteria yang tepat adalah dengan merujuk pada gaya/sifat kepemimpinan Rasulullah. Ada beberapa sifat yang dimiliki oleh para nabi dan rasul, yaitu : Amanah (dapat dipercaya), Siddiq (benar), Fathonah (cerdas/bijaksana) , serta tabligh (menyampaikan) , keempat sifat ini juga layak untuk dimiliki oleh seorang pemimpin.

Pilihlah pemimpin yang amanah, agar dia benar-benar berusaha menyejahterakan rakyat, mampu menaungi rakyat, mampu menghidupi rakyat, bukannya mencari hidup dari rakyat, mampu melayani rakyatnya, bukan minta dilayani rakyat. Bukan hanya bisa menjual asset negara atau kekayaan alam daerah untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya.
Pilihlah pemimpin yang cerdas, agar dia tidak mudah ditipu anak buahnya atau kelompok lain yang membuat rugi daerah/kotanya. Seorang pemimpin yang cerdas punya visi dan misi yang jelas untuk memajukan dan menyejahterakan rakyatnya. Dan juga mampu menegakkan keadilan dengan kebijaksanaannya dalam mengambil keputusan.
Kadang-kadang kita begitu apatis dengan pemimpin yang korup, sehingga memilih untuk golput(golongan putih). Sikap golput atau tidak memilih pemimpin merupakan sikap yang kurang baik. Seandainya calon pemimpin itu tidak ada yang sesuai criteria kita, maka pilihlah orang yang lebih baik akhlaknya dan dekat dengan ulama, walau ia tidak sepintar yang lainnya, dari pada memilih orang yang pintar, namun tak beragama. Tapi itu langkah terakhir yang ditempuh, sebaiknya pilihlah yang cerdas intelektualnya dan mantap iman dan akhlaknya.
Di dalam Islam kepemimpinan itu sangat penting, sehingga nabi pernah berkata, “jika kalian bepergian, pilihlah satu orang jadi pemimpin , jika hanya berdua, maka salah satunya jadi pemimpin”. Shalat wajib pun yang paling baik adalah yang ada pemimpinnya (imam). Oleh karena itu, kita mesti menyiapkan tips dan berpikir kritis dalam memilih pemimpin.
Sebagaimana Allah telah berfirman, "Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapatkan siksaan yang pedih, yaitu : Orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan disisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah" (An-Nisa’,4 :138-139).
Adapun beberapa kriteria dalam memiliih pemimpin yang tepat yaitu :
1. Memilih pemimpin yang jujur.
Dari Ma’qil ra. berkata : “saya akan menceritakan kepada engkau hadist yang saya dengar dari Rasulullah saw. Dan saya telah mendengar beliau bersabda, “Seseorang yang telah ditugaskan Tuhan untuk memerintah rakyat (pejabat), kalau ia tidak memimpin rakyat dengan jujur, niscaya dia tidak akan memperoleh bau surga. (HR.Bukhari)”. Kita mesti memilih pemimpin yang jujur, yaitu jujur terhadap diri sendiri, maupun orang lain. Jujur dengan kekuatan yang dimiliki, sadar akan kelemahan dalam dirinya, serta berusaha untuk memperbaikinya.
2. Memilih pemimpin yang transparansi dalam kepemimpinannya, ramah dan bersikap terbuka.
Pemimpin yang transparan dalam pemerintahannya dan bersikap terbuka, ia akan mau menerima saran dan kritikan dari rakyat, bahkan ia takkan segan untuk meminta pendapat langsung dari rakyat, demi kemajuan dan kemakmuran rakyatnya. Dengan transparansi juga, rakyat akan percaya kepada pemerintah (karena tidak ada bohong diantara kita). Selain itu carilah pemimpin yang bersikap terbuka, yaitu yang mampu menghormati pesaing dan belajar dari mereka dalam situasi kepemimpinan ataupun kondisi bisnis pada umumnya.
3. Memilih pemimpin yang memiliki latar belakang yang baik.
Hal ini dapat kita lihat dari pendidikannya, kehidupan, keluarga dan keturunannya. Kita dapat mengetahuinya, setelah kita mencari tahu tentang siapa dia (pemimpin) itu. (jangan-jangan ia mantan napi).
4. Memilih pemimpin yang adil
Dewasa ini, memilih pemimpin yang adil sangatlah sulit, jika dibandingkan dengan kriteria lainnya. Kebanyakan pemimpin sekarang gayanya membela untuk kepentingan rakyat, namun dibalik itu rakyat dibikinnya sengsara, demi kepentingan diri sendiri dan kelompoknya.
“sesungguhnya Allah SWT akan melindungi negara yang menegakkan keadilan, walaupun ia kafir, dan sebaliknya, Allah tidak akan melindungi negara yang zalim (tiran), walaupun ia muslim” (mutiara I dr Ibn Abi Thalib)
Disaat rakyat kecil yang berlaku salah, katakanlah itu mencuri sebuah coklat ataupun sebuah semangka, itu pun karena kelaparan, tidak ada uang membelinya. Lalu mereka disidang dengan hukuman penjara. Namun disaat tikus-tikus berdasi itu beraksi, mengakibatkan puluhan milyar negara dirugikan. Tak ada hukuman bagi mereka, mereka masih dibiarkan berkeliaran bebas, menari-nari diatas penderitaan rakyat, menikmati uang haram hasil gelapannya. Hati-hati dengan pemimpin yang demikian, kita tentu tidak mau jika pemimpin yang kita pilih, akan zalim kepada rakyatnya. Allah telah mengingatkan, “Hai orang-orang yang beriman! Tegakkanlah keadilan sebagai saksi karena Allah. Dan janganlah rasa benci mendorong kamu berlaku tidak adil. Berlaku adillah karena itu lebih dekat dengan taqwa” (QS.Al-Maidah : 51).
Di zaman Rasulullah, ketika seorang perempuan dari suku Makhzun harus dipotong tangannya lantaran mencuri, kemudian keluarga perempuan itu meminta Usama Bin Zaid, supaya memohonkan kepada Rasulullah untuk membebaskannya. Rasulullah pun marah. Beliau bahkan mengingatkan bahwa kehancuran masyarakat sebelum kita disebabkan oleh ketidak-adilan dalam supremasi hukum seperti itu.
Dikatakan dari Aisyah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda : “Adakah patut engkau memintakan kebebasan dari satu hukuman dari beberapa hukuman (yang diwajibkan) oleh Allah? Kemudian ia berdiri lalu berkhutbah dan berkata : Hai para manusia! Sesungguhnya orang-orang sebelum kamu itu rusak/binasa dikarenakan apabila orang-orang yang mulia diantara mereka mencuri, mereka dibebaskan. Tetapi, apabila orang yang lemah mencuri, mereka berikan kepadanya hukuman” (HR.Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Daud,Ahmad, Darlini dan Ibnu Majah).
Begitu pentingnya pemimpin yang adil itu. Muhammad Isa Dawud dalam bukunya “Dajjal Akan Muncul dari Segitiga Bermuda, (1997:17) mengatakan bahwa negeri Swedia yang merupakan negeri terindah di bumi ini, yang bagaikan surga firdausnya dunia, memiliki Raja Karl Gustav yang merupakan seorang penguasa paling adil di muka bumi ini bersama rakyatnya. Selain itu dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairahmengatakan, bahwa ada 7 golongan yang akan mendapatkan perlindungan langsung dari Allah di akhirat kelak, satu diantaranya adalah Pemimpin/imam yang Adil.
5. Memilih pemimpin yang pandai dan cerdas
Antara orang pandai dengan orang cerdas tidaklah sama. Orang pandai ialah orang yang dapat menjawab semua persoalan dengan ilmunya, seperti kecerdasan berhitung, ilmu teknologi yang bersangkutan dengan kecerdasan Intelektualnya (IQ). Namun orang cerdas mampu membaca keadaan, mencari kesempatan di tengah kesempitan, kalau orang Minangkabau mengenalnya dengan orang yang arif dan bijak. Orang cerdas/arif bijaksana bukan hanya pandai, tapi juga dapat berpandai-pandai demi kemaslahatan rakyatnya. Itulah beda orang pandai dengan orang cerdas atau arif dan bijaksana.
Sebagai pemilih kita mesti cepat tanggap dalam menilai, mana pemimpin yang pandai dan cerdas, mana pemimpin yang cuma pandai. Orang yang banyak bicara dan banyak mengumbar janji, “saya kalau terpilih, saya akan membangun ini dan itu…., mengratiskan ini dan itu….!” Biasa orang seperti itu adalah orang yang bodoh, seperti kata peribahasa “air beriak tanda tak dalam”.
6. Memilih pemimpin yang mampu berkomunikasi, semangat “team work”, kreatif, percaya diri, inovatif dan mobilitas.
7. Jangan Memilih pemimpin yang menjatuhkan atau mejelek-jelekkan orang lain/pemimpin yang sedang berkuasa.
Kalimat yang demikian dapat kita lihat, ketika ia menggelar kampanye. Menjatuhkandan menjelek-jelekkan orang lain, seolah ialah orang yang paling benar. Hati-hatilah dengan orang yang demikian, tidak usah saja dipilih.
8. Memilih pemimpin yang memiliki rasa kehormatan diri, kewibawaan, karisma dan kedisiplinan seorang pemimpin
Dengan demikian ia mampu dan mempunyai rasa tanggungjawab pribadi atas semua kebijakannya. Kita dapat melihat kewibawaan dan karisma/figur seorang pemimpin itu, saat ia berbicara di depan umum dan dalam kepribadian sehari-harinya.
9. Kemudian pilihlah sesuai dengan hati nurani kita.
Jangan pernah sekali-kali berpikiran untuk Golput (golongan putih) atau tidak memilih. Ingat…! Satu suara kita menentukan bangsa dan daerah ini 5 tahun yang akan datang.
“Jadilah bangsa yang cerdas, pintar, dan berbudaya”.
Dan ingatlah…! Kita harus mencegah kerusakan dan kemungkaran itu. Sesuai dengan sabda Rasulullah,
“Barang siapa melihat kemungkaran, maka hendaknya ia merubah dengan tangannya, jika tidak mampu, maka hendaknya merubah dengan lisannya, jika tidak mampu juga, maka cegahlah dengan hati, yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman(HR.Muslim) .
Oleh : Wildan Rasyid (SMA Negeri 3 Batusangkar)
Ditulis ulang/revisi oleh : Zulkarnain Tajir

0 komentar:

Post a Comment

 
Toggle Footer